Booking Your Hotel with Agoda through this site,Get the BEST Deal

Sunday, June 17, 2012

Yang Boleh Dan Tak Boleh

Yang Tak Boleh:
Mengolok-olok atau menjadikan Sunnah Nabi sebagai bahan tertawaan merupakan perbuatan dosa besar, bahkan bisa menyebabkan pelakunya kafir.
Istihza’ (mengolok-olok) Sunnah Nabi berarti mengolok-olok Islam. Ini adalah perbuatan besar namun dinilai oleh sebagian orang sebagai suatu hal yang biasa. Bahkan terkadang disebut lelucon yang menggelikan karena dianggap perbuatan tersebut adalah main-main dan tidak serius sehingga seolah-olah ketika melakukannya tidak menanggung dosa atau tanggung jawab apa pun. Padahal perbuatan itu dinilai oleh syariat sangat berbahaya dalam segala keadaannya.
Terjadi di zaman Nabi ketika beliau bersama kaum muslimin pergi menuju perang Tabuk maka dalam sebuah majlis seseorang berkata: “Kami tidak melihat ada yang lebih rakus, lebih dusta, dan penakut seperti para pembaca Qur’an kita itu (dia maksudkan para sahabat Nabi).” Maka seseorang menanggapinya: “Kamu dusta, bahkan kamu adalah munafik. Saya benar-benar akan sampaikan kepada Rasulullah.” Maka berita itu sampai kepada Rasulullah dan turunlah ayat Al Qur’an kepada beliau. Abdullah bin Umar mengatakan: “Saya melihat orang itu bergantung dengan tali unta Rasulullah dan kakinya tersandung-sandung batu sambil mengatakan: “Wahai Rasulullah kami hanya main-main.” Namun Rasulullah terus mengatakan: “Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya, Rasul-Nya kalian memperolok-olok? Jangan kalian cari udzur, kalian telah kafir setelah iman kalian” (At Taubah: 65-66) [Hasan, HR Ibnu Abi Hatim dan Ath Thabari dan dihasankan oleh Asy Syaikh Muqbil dalam Shahihul Musnad min Asbabin Nuzul, 108]
Mengomentari masalah ini Asy Syaikh Sulaiman bin Abdillah mengatakan: “Para ulama telah bersepakat atas kafirnya orang yang melakukan sesuatu darinya, maka barangsiapa yang mengolok-olok Allah atau kitab-Nya, atau Rasul-Nya, atau agama-Nya, maka dia telah kafir walaupun main-main dan tidak memaksudkan mengolok-oloknya secara ijma’ (kesepakatan para ulama).” (Taisir Al ‘Azizil Hamid hal. 617)
Hal yang serupa ditegaskan oleh Asy Syaikh Abdurrahman As Sa’di katanya: “Barangsiapa yang mengolok-olok sesuatu dari kitab Allah atau Sunnah Rasul-Nya yang shahih atau melecehkannya atau merendahkannya maka dia telah kafir terhadap Allah Yang Maha Besar.” (Taisir Al Karimir Rahman, 343)
Bahkan Asy Syaikh Shalih Al Fauzan mengatakan: “Barangsiapa yang mengolok-olok salah satu dari Sunnah berarti ia mengolok-olok semuanya, karena yang terjadi pada orang tersebut (pada kisah di atas-red) bahwa mereka mengolok-olok Rasul dan para sahabatnya sehingga turunlah ayat ini. Kalau begitu mengolok-olok perkara ini saling terkait.” (Kitabut Tauhid, 39)
Lalu bagaimana kalau mengolok-olok ilmu dan orang yang berilmu apakah termasuk dalam hukum ini?
Asy Syaikh Abdul ‘Aziz bin Baz menjelaskan masalah ini, katanya: “Yang benar dalam masalah ini adalah dirinci masalahnya. Kalau mengolok-olok ilmu syariat atau orang yang berilmu karena ilmunya maka yang demikian merupakan kemurtadan, tidak ada keraguan dalam masalah itu karena itu adalah perbuatan merendahkan dan meremehkan sesuatu yang Allah besarkan dan mengandung penghinaan dan pendustaan terhadapnya. Adapun mengolok-olok orang yang berilmu dari sisi lain seperti pakaian atau ambisinya terhadap dunia atau kebiasaannya yang tidak sesuai dengan kebiasaan manusia yang tidak ada hubungannya dengan syariat atau sebab yang serupa dengan itu maka yang semacam ini tidak sampai murtad karena perbuatannya ini tidak kembali kepada agama tapi kembali kepada perkara lain.” (footnote Asy Syaikh Abdul ‘Aziz bin Baz terhadap Fathul Majid hal. 526)

Yang Boleh

TMJ: 'Kenapa hanya orang Melayu mahu jatuhkan Raja'
JOHOR BAHRU - Tengku Mahkota Johor, Tunku Ismail Sultan Ibrahim sedih dan kesal dengan sikap segelintir masyarakat Melayu sendiri yang cuba menjatuhkan institusi raja.
Ketika menzahirkan pandangan itu menerusi mesej Twitter hari ini, baginda turut menyuarakan rasa bimbang terhadap nasib masyarakat Melayu sekiranya negara ini menjadi seperti Singapura.
“Saya rasa sedih dan kesal. Kenapa hanya orang Melayu sahaja yang cuba menjatuhkan Raja? Kenapa bangsa lain takda buang masa membuat benda bodoh dan lebih fokus terhadap untuk berjaya dalam hidup.

“Saya nak tengok apa akan jadi kepada Melayu kalau negara yang kita sayang ini jadi macam Singapura. Kalau dah susah, jangan sibuk nak mencari Raja,” tulis baginda lagi menerusi Twitter.

Baginda juga bertitah agar golongan berkenaan sedar dan menerima fakta selain belajar untuk menghargai apa yang dimiliki seterusnya bersyukur.

“Janganlah hidup dalam mimpi. Bangun dan hadapilah kenyataan. Belajar menghargai apa yang anda ada dan bersyukur. Sesungguhnya tidak ada penawar kepada kebodohan,” titah baginda.

Tunku Ismail melahirkan pandangan baginda ini di sebalik isu berkenaan kenyataan bekas Menteri Besar Perak, Datuk Seri Mohammad Nizar Jamaluddin berkenaan dengan pembidaan plat nombor pendaftaran oleh Sultan Johor, masih hangat diperkatakan.

Awal minggu ini, Sultan Johor, Sultan Ibrahim Sultan Iskandar murka terhadap Mohammad Nizar berhubung isu itu.

Sehubungan itu, baginda bertitah mengingatkan kepada wakil-wakil rakyat dan pemimpin masyarakat supaya menjaga adab dan tingkah laku serta berhati-hati apabila membuat sesuatu kenyataan bak kata pepatah ‘cakap siang pandang-pandang, cakap malam dengar-dengar’.

Semalam, Mohamad Nizar menghantar surat permohonan untuk menghadap Sultan Johor.
Wartawan Sinar Harian

Cuba Bolehkan..Kita Lihat hasil perubahan..Ada Berani


No comments:

Post a Comment